ANAK PUNK JADI PENDETA....
Anak punk jadi Pendeta
?
Pendeta (Dewanagari: पण्डित, paṇḍit) adalah sebutan bagi pemimpin agama. Kata pendeta (Sanskerta: Pandita) berarti brahmana atau guru agama Hindu atau Buddha.
Dalam agama Kristen, pendeta adalah seorang pengajar umum dalam jemaat.[1] Ia memiliki kewajiban untuk menentukan suasana dalam jemaat sehingga jemaat dapat lebih giat memenuhi panggilannya sebagai sebuah persekutuan yang belajar-mengajar.[1] Selain itu, pendeta juga merupakan seorang pengajar khusus, dimana ia harus melibatkan diri secara langsung sebagai seorang pengajar.[1] Terdapat tiga wadah dimana pendeta dapat secara langsung mengajar, yaitu pada kelas Katekhisasi, kelas pendidikan teologi jemaat, dan mimbar.[1]
Di Indonesia, saat ini istilah pendeta secara khusus digunakan untuk sebutan pemimpin agama-agama Kristen Protestan, Hindu atau Buddha. Secara umum, istilah ini kadang-kadang juga dapat digunakan untuk Konghucu.
Di Minangkabau, ulama Islam pernah disebut pendeta, seperti yang terekam dalam novel Marah Roesli, Siti Noerbaja :”tatkala dilihat oleh pendeta itu akan hal…..”[2]
Padanan istilah pendeta untuk agama Islam adalah ustadz, untuk Kristen Katolik adalah pastor, sedangkan untuk Buddha adalah biksu (bahasa Hokkian: "boksu")
Punk
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
“masa pertobatan”
Sekelompok pemuda Punk
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Daftar isi
1.1 Punk dan Anarkisme
Gaya hidup dan Ideologi
Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.
Punk dan Anarkisme
Lihat juga Anarko-punk
Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam pada tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.
Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk
Punk di Indonesia
Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi's, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.
Apa jadi nya kalo anak Punk jadi Pendeta ???????
Nah inilah yang layak kita nyatakan / naikan kepada Tuhan kita Yesus Kristus bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil...??? amien...
Cikal bakal penulis melayani pekerjaan Tuhan..???
Berawal pada program wadah remaja di salah satu gereja di daerah jogjakarta saat itu penulis belum bertobat, kondisi penulis masih menjadi Street Punk Rock, “ life ON THE STREET” 19 agustus 2008 penulis menerima baptis selam di gereja tersebut, bertujuan hanya menggenapi firman Tuhan dan menuruti keinginan keluarga. Kata mamah: baptislah Kau!!!! biar matinya ada yang urus,..,.,.,. ujar mamah swaktu penulis pulang kejakarta dimana penulis bertempat tinggal, nah inilah yang melatar belakang kan bagaimana penulis ingin sekali di baptis, itu adalah sebuah keinginan manusiawi agar diakui gereja dan Tuhan. Lain manusia lain hal nya dengan Tuhan. Setelah penyelenggaraan baptisan,penulis berpikir habis perkara..(yang artinya selesai semua ) ternyata tidak??
Setelah itu Tuhan mulai tagih apa yang pernah terucap pada waktu sebelum di baptis, padahal waktu itu penulis hanya berkata asal-asal aja.( tampa disadari bahwa ada Roh Kudus ikut andil dalam keputusan tersebut) dengan tujuan agar proses baptis berlangsung dengan baik dan cepat,( pada waktu penulis di katakesasi, hanya berlangsung selama 15 menit aja dan langsung di babtis)
Setelah dibaptis penulis langsung kembali kejalanan karena memang penulis berhabitat dijalanan walau sebenarnya tidak pantas,. Puji nama Tuhan awal baptisan adalah awal dalam kehidupan yang baru, terbukti tidak lama berselang penulis mendapat pekerjaan di daerah Jakal Km 8,5. Dan mulai dari bekerja sebagai kuli panggul disebuah toko besi tempa,itulah penulis mulai mencoba mau hidup didalam Kristus dan itupun belom 100% ikut Tuhan karena masih dalam tahap belajar. 1 bulan pertama penulis masih tinggal di jalan karena minimnya gaji yang di terima waktu itu.
Hanya 15.000/hari itu pun masih kotor ,. Belum dipotong untuk makan siang dan malam, tetapi penulis tidak menyadari bahwa dengan ke Terus tinggal dalam perkara yang kecil ( Benar ) itu menghasilkan perkara yang besar yang Tuhan mau kerjakan dalam hidupnya,( maklum pada waktu itu penulis belum bertobat dan belum mengenal Tuhan). Dan beberapa waktu lamanya penulis Tuhan izinkan kembali mengikuti suatu ret2, disitu penulis baru menyadari betapa pentingnya hidup dekat dengan Tuhan, dan perlahan penulis belajar hidup dekat sama Tuhan,walau dengan konteks “ masa bodo dengan orang lain” atau ya doa menyembah dengan tidak karuan dan bisa dkatakan tidak terarah pokoknya teks nya dulu itu yang penting doa dan nyembah. Tidak tahu apa yang dikatakan dulu asal nyembah Tuhan ya cuma aaiiiuuueeeooooaauiueieouoiuoaa dan terus menerus seperti itu tidak tahu apa yag diucapkan dan tidak tahu apa kata-katanya.
Berjalannya waktu dalam bekerja di sebuah toko peralatan besi tempa, disitu penulis juga mengalami perubahan yang terarah berkat kesabaran,kegigihan sang majikan yang sangat baik( beliau salah seorang majelis gereja dimana penulis di babtis dan sekaligus orang tua angkat penulis). Suatu kali penulis ditanya prihal melayani, beliau bertanya.,: kamu mau melayani pekerjaan Tuhan??? Dan penulis menjawab: ya om!!, kalo melayani mau nya yang gk keliatan orang aja deh,..,. yang dibelakang-belakang aja biar gk jadi sombong gitu maksudnya, nah dengan jawaban yang seperti itu sang majikan( yang sekarang menjadi ortu angkat penulis ) langsung kembali bertanya emang kamu kalo melayani mau melayani apa??, dengan tegas penulis berkata melayani anak-anak jalanan !!! dan dengan spontan sang majikan mengajak penulis untuk sekolah Alkitab.,,,.,
Pada waktu itu penulis menolak mentah-mentah tawaran itu, kata penulis emangnya melayani Tuhan harus dilihat orang apa???? Maklum waktu itu penulis masih menggunakan idealis jalanan, haahahahahahahahahahahahaaa.. entah berapa lama kemudian penulis teringat akan apa yang di sampaikan oleh sang majikan yang waktu itu terbeban sekali membuat orang maju didalam Tuhan terlebih melihat kehidupan penulis yang memperihatinkan sekali., terhadap Iman percaya kepada Yesus Kristus.. penulis yakin dan percaya pasti sang majikan pada waktu itu bergumul bersama-sama dengan reka-rekan seIman yang lain berdoa agar kemajuan hidup penulis didalam Tuhan..Seiring waktu berjalan penulispun menikmati setiap proses,dalam perjuangan hidup benar bersam Tuhan.
**masa-masa disekolah Alkitab_
Akhir juli 2008 penulis berangkat menuju sekolah Alkitab, dan penulis diantar oleh Ibu Gembala LianaWati Sutrisno selaku gembala dimana penulis menerima Babtisan dan para Majelis gereja yang waktu itu tidak berhalangan untuk mengantar penulis menuju sekolah Alkitab,waktu itu penulis belum mengenal dunia pelayanan dan sama sekali Buta tentang pelayanan karena memang penulis tidak memiliki latar belakang pelayan Tuhan .( posisi penulis baru bertobat) puji Tuhan dengan kerinduan untuk bisa maju dalam Tuhan penulis mengikuti setiap aturan yang ada disekolah,dan belajar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, inilah yang menjadi kenyataan hidup ini,ketika penulis diperhadapkan dengan suatu hal yang mungkin belum pernah penulis lakukan sehingga membuat sang penulis harus extra lihai dalam mengambil suatu keputusan, suatu ketika penulis diperhadapkan oleh sebuah kenyataan yang sangat kontras dengan akal dan pikiran si penulis
Mengapa .?
Penulis diperhadapkan dengan fenomena kehidupan sekolah alkitab yang sesungguhnya penulis waktu itu benar-benar bingung., kenapa..? karena penulis waktu itu belum mengenal sebuah arti kata PROSES yang sesungguhnya,di sekolah Alkitab itulah, penulis dibentuk begitu rupa oleh aturan-aturan yang ada dan puji Tuhan segala ucapan syukur hanya naik kepada Tuhan kita Yesus Kristus saja. Disitu penulis menerima sebuah kenyataan yang sangat Luar Biasa dari Tuhan.
Inilah cikal bakal penulis menjadi hamba Tuhan....
Semua berawal dari suatu kerinduan seorang yg menrerti akan Kebenaran firman Tuhan. Maka orang tersebut akan diliputi oleh Kasih yang dari Allah aja, ada banyak hal yang penulis pelajari dalam kehidupan dari pada figur tersebut, bagaimana penulis sangat kagum akan keharmonisan rumah tangga yang penulis lihat dalam figur tersebut sehingga penulis sangat dana amat sangat terinspirasi melalui hidupnya..
Siapakah dia...?
Seorang pengusaha Besi tempa disuatu daerah di D.I Yogyakarta
NB:
BELON KELAR...
HAHAHAHAHAHAH
?
Pendeta (Dewanagari: पण्डित, paṇḍit) adalah sebutan bagi pemimpin agama. Kata pendeta (Sanskerta: Pandita) berarti brahmana atau guru agama Hindu atau Buddha.
Dalam agama Kristen, pendeta adalah seorang pengajar umum dalam jemaat.[1] Ia memiliki kewajiban untuk menentukan suasana dalam jemaat sehingga jemaat dapat lebih giat memenuhi panggilannya sebagai sebuah persekutuan yang belajar-mengajar.[1] Selain itu, pendeta juga merupakan seorang pengajar khusus, dimana ia harus melibatkan diri secara langsung sebagai seorang pengajar.[1] Terdapat tiga wadah dimana pendeta dapat secara langsung mengajar, yaitu pada kelas Katekhisasi, kelas pendidikan teologi jemaat, dan mimbar.[1]
Di Indonesia, saat ini istilah pendeta secara khusus digunakan untuk sebutan pemimpin agama-agama Kristen Protestan, Hindu atau Buddha. Secara umum, istilah ini kadang-kadang juga dapat digunakan untuk Konghucu.
Di Minangkabau, ulama Islam pernah disebut pendeta, seperti yang terekam dalam novel Marah Roesli, Siti Noerbaja :”tatkala dilihat oleh pendeta itu akan hal…..”[2]
Padanan istilah pendeta untuk agama Islam adalah ustadz, untuk Kristen Katolik adalah pastor, sedangkan untuk Buddha adalah biksu (bahasa Hokkian: "boksu")
Punk
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
“masa pertobatan”
Sekelompok pemuda Punk
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Daftar isi
1.1 Punk dan Anarkisme
Gaya hidup dan Ideologi
Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.
Punk dan Anarkisme
Lihat juga Anarko-punk
Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam pada tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.
Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk
Punk di Indonesia
Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi's, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.
Apa jadi nya kalo anak Punk jadi Pendeta ???????
Nah inilah yang layak kita nyatakan / naikan kepada Tuhan kita Yesus Kristus bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil...??? amien...
Cikal bakal penulis melayani pekerjaan Tuhan..???
Berawal pada program wadah remaja di salah satu gereja di daerah jogjakarta saat itu penulis belum bertobat, kondisi penulis masih menjadi Street Punk Rock, “ life ON THE STREET” 19 agustus 2008 penulis menerima baptis selam di gereja tersebut, bertujuan hanya menggenapi firman Tuhan dan menuruti keinginan keluarga. Kata mamah: baptislah Kau!!!! biar matinya ada yang urus,..,.,.,. ujar mamah swaktu penulis pulang kejakarta dimana penulis bertempat tinggal, nah inilah yang melatar belakang kan bagaimana penulis ingin sekali di baptis, itu adalah sebuah keinginan manusiawi agar diakui gereja dan Tuhan. Lain manusia lain hal nya dengan Tuhan. Setelah penyelenggaraan baptisan,penulis berpikir habis perkara..(yang artinya selesai semua ) ternyata tidak??
Setelah itu Tuhan mulai tagih apa yang pernah terucap pada waktu sebelum di baptis, padahal waktu itu penulis hanya berkata asal-asal aja.( tampa disadari bahwa ada Roh Kudus ikut andil dalam keputusan tersebut) dengan tujuan agar proses baptis berlangsung dengan baik dan cepat,( pada waktu penulis di katakesasi, hanya berlangsung selama 15 menit aja dan langsung di babtis)
Setelah dibaptis penulis langsung kembali kejalanan karena memang penulis berhabitat dijalanan walau sebenarnya tidak pantas,. Puji nama Tuhan awal baptisan adalah awal dalam kehidupan yang baru, terbukti tidak lama berselang penulis mendapat pekerjaan di daerah Jakal Km 8,5. Dan mulai dari bekerja sebagai kuli panggul disebuah toko besi tempa,itulah penulis mulai mencoba mau hidup didalam Kristus dan itupun belom 100% ikut Tuhan karena masih dalam tahap belajar. 1 bulan pertama penulis masih tinggal di jalan karena minimnya gaji yang di terima waktu itu.
Hanya 15.000/hari itu pun masih kotor ,. Belum dipotong untuk makan siang dan malam, tetapi penulis tidak menyadari bahwa dengan ke Terus tinggal dalam perkara yang kecil ( Benar ) itu menghasilkan perkara yang besar yang Tuhan mau kerjakan dalam hidupnya,( maklum pada waktu itu penulis belum bertobat dan belum mengenal Tuhan). Dan beberapa waktu lamanya penulis Tuhan izinkan kembali mengikuti suatu ret2, disitu penulis baru menyadari betapa pentingnya hidup dekat dengan Tuhan, dan perlahan penulis belajar hidup dekat sama Tuhan,walau dengan konteks “ masa bodo dengan orang lain” atau ya doa menyembah dengan tidak karuan dan bisa dkatakan tidak terarah pokoknya teks nya dulu itu yang penting doa dan nyembah. Tidak tahu apa yang dikatakan dulu asal nyembah Tuhan ya cuma aaiiiuuueeeooooaauiueieouoiuoaa dan terus menerus seperti itu tidak tahu apa yag diucapkan dan tidak tahu apa kata-katanya.
Berjalannya waktu dalam bekerja di sebuah toko peralatan besi tempa, disitu penulis juga mengalami perubahan yang terarah berkat kesabaran,kegigihan sang majikan yang sangat baik( beliau salah seorang majelis gereja dimana penulis di babtis dan sekaligus orang tua angkat penulis). Suatu kali penulis ditanya prihal melayani, beliau bertanya.,: kamu mau melayani pekerjaan Tuhan??? Dan penulis menjawab: ya om!!, kalo melayani mau nya yang gk keliatan orang aja deh,..,. yang dibelakang-belakang aja biar gk jadi sombong gitu maksudnya, nah dengan jawaban yang seperti itu sang majikan( yang sekarang menjadi ortu angkat penulis ) langsung kembali bertanya emang kamu kalo melayani mau melayani apa??, dengan tegas penulis berkata melayani anak-anak jalanan !!! dan dengan spontan sang majikan mengajak penulis untuk sekolah Alkitab.,,,.,
Pada waktu itu penulis menolak mentah-mentah tawaran itu, kata penulis emangnya melayani Tuhan harus dilihat orang apa???? Maklum waktu itu penulis masih menggunakan idealis jalanan, haahahahahahahahahahahahaaa.. entah berapa lama kemudian penulis teringat akan apa yang di sampaikan oleh sang majikan yang waktu itu terbeban sekali membuat orang maju didalam Tuhan terlebih melihat kehidupan penulis yang memperihatinkan sekali., terhadap Iman percaya kepada Yesus Kristus.. penulis yakin dan percaya pasti sang majikan pada waktu itu bergumul bersama-sama dengan reka-rekan seIman yang lain berdoa agar kemajuan hidup penulis didalam Tuhan..Seiring waktu berjalan penulispun menikmati setiap proses,dalam perjuangan hidup benar bersam Tuhan.
**masa-masa disekolah Alkitab_
Akhir juli 2008 penulis berangkat menuju sekolah Alkitab, dan penulis diantar oleh Ibu Gembala LianaWati Sutrisno selaku gembala dimana penulis menerima Babtisan dan para Majelis gereja yang waktu itu tidak berhalangan untuk mengantar penulis menuju sekolah Alkitab,waktu itu penulis belum mengenal dunia pelayanan dan sama sekali Buta tentang pelayanan karena memang penulis tidak memiliki latar belakang pelayan Tuhan .( posisi penulis baru bertobat) puji Tuhan dengan kerinduan untuk bisa maju dalam Tuhan penulis mengikuti setiap aturan yang ada disekolah,dan belajar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, inilah yang menjadi kenyataan hidup ini,ketika penulis diperhadapkan dengan suatu hal yang mungkin belum pernah penulis lakukan sehingga membuat sang penulis harus extra lihai dalam mengambil suatu keputusan, suatu ketika penulis diperhadapkan oleh sebuah kenyataan yang sangat kontras dengan akal dan pikiran si penulis
Mengapa .?
Penulis diperhadapkan dengan fenomena kehidupan sekolah alkitab yang sesungguhnya penulis waktu itu benar-benar bingung., kenapa..? karena penulis waktu itu belum mengenal sebuah arti kata PROSES yang sesungguhnya,di sekolah Alkitab itulah, penulis dibentuk begitu rupa oleh aturan-aturan yang ada dan puji Tuhan segala ucapan syukur hanya naik kepada Tuhan kita Yesus Kristus saja. Disitu penulis menerima sebuah kenyataan yang sangat Luar Biasa dari Tuhan.
Inilah cikal bakal penulis menjadi hamba Tuhan....
Semua berawal dari suatu kerinduan seorang yg menrerti akan Kebenaran firman Tuhan. Maka orang tersebut akan diliputi oleh Kasih yang dari Allah aja, ada banyak hal yang penulis pelajari dalam kehidupan dari pada figur tersebut, bagaimana penulis sangat kagum akan keharmonisan rumah tangga yang penulis lihat dalam figur tersebut sehingga penulis sangat dana amat sangat terinspirasi melalui hidupnya..
Siapakah dia...?
Seorang pengusaha Besi tempa disuatu daerah di D.I Yogyakarta
NB:
BELON KELAR...
HAHAHAHAHAHAH